Sejarah Danau Ayamaru
CERITERA INSPIRASI UNTUK ANAK NUSANTARA - ASAL MULA TERJADINYA DANAU AYAMARU
Pada suatu hari ada seorang Chlumbles dari woman sedang berburu di hutan dengan membawa seekor anjing pemburu miliknya dan perlengkapan berburu seperti parang dan tombak.
Chlumbes berjalan-jalan dengan anjingnya ke daerah lembah di bagian selatan. Chlubles tinggal di bagian utara dekat pegunungan Mrar, dan tempat tinggalnya bernama Woman. Ketika berjalan sekitar 4 km dan tiba di aves, terdengar suara anjing menggonggong. Chlumbles segera berlari menghampiri anjingnya untuk melihat apa yang sedang gonggong.
Chlumles berlari tergesa-gesa menuju tempat anjing dengan mengikuti suaranya. Akhirnya Chlumbles tiba di tempat anjing itu menggonggong. Terlihat disana anjing sedang menggali-gali tanah sambil menggonggong, artinya apa yang di kejar oleh anjing itu berada di dalam tanah atau bebatuan yang ada. Chlumbles berpikir demikian, dan berkata apa yang ada ya?
Chlumbles melihat-lihat sambil memeriksa di sekeliling semak, bandar pohon, dan di balik batu, namun tidak di temukan apa pun, sehingga mau tidak mau Chlumbles harus menggalinya, karena kemungkinan apa yang digonggong oleh anjing bersembunyi di dalam tanah atau dibawah batu tersebut.
Chlumbles sedang jongkok sambil gali tanah di sekitar batu itu dan anjingnya tetap di sisinya sambil menggonggong dan juga menggali-gali tanah. Chlumbles terus menggali tanah dan memindahkan bebatuan karena anjing semakin bersemangat menggonggong persis di bebatuan tersebut sehingga Chlumbles menganggap bahwa apa yang di gonggong pasti bersembunyi di bawah batu.
Chlumbles terus berusaha gali tanah dan pindahkan tanah untuk mencari barang apa yang sebenarnya anjing gonggong. Setelah menggali ternyata tidak ditemukan apa-apa, sehingga Chlumbles pergi meninggalkan tempat itu dengan memanggil anjingnya.
Chlumbles melanjutkan perjalanannya tetapi anjing tidak mau ikut. Anjing tetap tinggal di tempat galian tadi sambil menggonggong. Chlumbles tetap berjalan, dia berusaha memanggil anjingnya, tetapi anjing itu tetap saja tidak mau ikut. Chlumbles duduk sejenak di sebuah pohon yang tumbang sambil memanggil anjingnya tetapi tetap saja anjing itu tidak datang dan terus saja menggonggong.
Chlumbles duduk di atas pohon yang tumbang itu sambil menantikan anjingnya, karena percuma saja kalau terus berjalan tanpa anjing tak mungkin mendapat hasil buruan, kalau ada anjing supaya bisa cepat menemukan hewan buruan (Chlumbles berpikir demikian). Anjing terus menggonggong di tempat galian tadi, bahkan semakin keras dan semakin tergesa-gesa suaranya membuat Chlumbles berpikir "waah sepertinya barang yang anjing dia gonggong ini pasti ada sehingga dia terus saja gonggong ni.
Chlumbles dengan tergesa-gesa kembali ke tempat anjingnya berada, dia melihat ternyata anjing itu tetap berusaha menggali tanah di tempt itu terus.
Chlumbles berdiri sejenak sambil mengamati baik-baik apa yang di lakukan oleh anjingnya tersebut. Setelah beberapa menit kemudian, Chlumbles pun ikut menggalinya lagi.
Semakin dalam Chlumbles menggali batu dan tanah tersebut. Beberapa menit kemudian, Chlumbles menemukan pasir laut didalam tempat galiannya itu dan Chlumbles terkejut melihatnya dan berkata, “waah kok bisa ya ada pasir laut disini? Chlumbles terus menggalinya, beberapa saat kemudian e e e eiiiit.................? Chlumbles terkejut karena dia juga menemukan adanya beberapa kulit kerang laut.
Chlumbles sempat berhenti menggali untuk sekedar mengamati kulit kerang laut yang ada ditangannya, sedangkan anjingnya semakin bersemangat seakan-akan binatan buruan itu tidak jauh, membuat Chlumbles juga ingin cepat-cepat mendapat hewan buruan tersebut juga. Beberapa menit kemudian, Chlumbles menggalinya lagi, tidak lama kemudian Chlumbles kaget karena seekor Musang hitam tiba-tiba keluar dari dalam lubang dan berlari. Ketika Musang itu berlari, anjing mengejarnya, Chlumbles pun ikut mengejarnya dari belakang. Musang itu terus berlari di depan, anjing mengejar dari belakang dan Chlumbles pun mengikuti anjingnya untuk mengejar musang tersebut. Seketika itu juga, air keluar dari lubang yang tadi musang keluar mengejar Chlumbles, bersama anjing dan musang.
Dimana pun arah larinya Chlumbles, anjing dan musang itu air pun terus mengejar mereka untuk di bunuh atau dalam ucapan masyarakat setempat dengan bahasa Maybrat adalah: “mos msun”, karena mereka telah mengganggu raja air yang sedang tidur. Ternyata tempat yang tadinya digali oleh Chlumbles dan anjingnya ketika mencari musang adalah kediaman ratu air (mos masu ano – Maybrat).
Musang terus berlari dan Chlumbles bersama anjingnya pun terus mengejar musang terebut dan air juga terus mengikuti mereka dari belakang untuk membunuh mereka. Tempat yang tadinya digali oleh Chlumbles itu yang kini menjadi kepala air utama membentuk danau Ayamaru yang di sebut maru mana artinya "kepala air danau" dalam bahasa Maybrat disebut: MARU MANA. Chlumbles, anjing dan musang terus berkejaran dari maru manasampai di semtu di sana ada lereng gunung yang agak sedikit menurun sehingga air di situ membentuk arus. Mereka terus berlari hingga ke Yukase, mendekati Mapura. Chlumbles karena merasa lelah dan ketakutan dibunuh oleh air, sehingga dia menghindar ke dataran gunung untuk menyelamatkan dirinya dan membiarkan anjingnya terus mengejar musang, dan di kejar oleh air, hingga pada akhirnya air berhasil membunuh anjing dan musang tersebut.
Chlumbles mendaki sebuah gunung lalu duduk di puncaknya sambil mengamati kembali perjalanannya bersama anjing serta musang, ternyata sudah dibanjiri oleh air. Semakin lama semakin luas menjangkaui daerah daratan rendah yang kini disebut Danau Ayamaru. Chlumbles menyadari bahwa ternyata genangan air tersebut semaking meluas di daerah yang awalnya adalah daratan. Chlumbles sangat herang dan terkejut melihat kejadian itu. Ungkapan kata-kata herang yang diucapkan oleh Chlumbles dalam bahasa Maybrat langgam Ayamaru itu adalah: ''wooo refo fyie mefo? Aya fo mbetru remo refo” yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan “woooo...ini su bagaimana ni? air sudah tergenang menutupi daerah ini”. Airnya semakin besar dan akhirnya membentuk ebuah danau yang kini disebut “Danau Ayamaru''. Chlumbles menyusuri tepian Danau untuk kembali ke tempat tinggalnya di daerah Woman. Daerah Woman berada di kepala air Danau Ayamaru.
Beberapa menit kemudian Chlumbles melihat kembali apakah air tersebut sudah kering ataukah belum, karena Chlumbles beranggapan bahwa itu mungkin hanyalah banjir biasa yang pasti akan surut dan kering dalam beberapa jam kemudian. Akan tetapi ketika Chlumbles melihat, ternyata airnya tidak kering sehingga dia terkejut dan berkata “heee? We aya reno msa fe a? dalam sebutan bahasa Maybrat, yang artinya “heee? Air itu tidak kering ka?” apa yang terjadi? ternyata airnya sangat luas terbentang di hadapanya. Di sana ada sekelompok bebek danau yang mendarat sambil mandi. Chlumbles tergesa-gesa untuk melihatnya lalu berkata “ake....ake ake....woo.......aya refo sah mase mfibo sawan oh mefo?Dalam bahasa Maybrat artinya “adoh…..adoh…. adoh….. wooo air ini su besar seperti lautan benaran ini?”. Chlumbles menggeleng - gelengkan kepalanya herang melihat air yang telah luas dan membentuk danau tersebut.
Chlumbles terus mengamati air dan burung yang beterbangan itu, lalu timbul suatu pemikiran, kok burung itu tidak bisa tenggelam baru hanya terapung karena apa?. Chlumbles penasaran dengan burung tersebut. Hari berikutnya Chlumbles kembali lagi ke tepi danau untuk mengamati mengapa ada burung yang bisa terapung di atas air.
Chlumbles sangat serius dan sangat teliti memperhatikan bebek-bebek danau itu berenang. Naaaaah......coba saya bikin sebuah kayu berbentuk burung supaya saya bisa berjalan-jalan keliling danau ini. Chlumbles terinspirasi untuk membuat perahu (kole-kole) yang mirib seperti bebek danau. Chlumbles pulang dan menebang sebuah pohon untuk di jadikan sebagai perahu.
Chlumbles sedang membuat perahu dari kayu besar yang di tebangnya. Setelah bagian kayu itu telah di cincang, Chlumbles coba berpikir kembali dengan tentang bentuk dan rupa burung tersebut supaya kayunya dapat dibentuk sesuai dengan burung tersebut agar bisa terapung.
Akhirnya Chlumbles berhasil membuat perahunya yang mula-mula bagian sebelah lancip dan sebelahnya berbentuk persegi empat.
Setelah Chlumbles berhasil membuat perahu, dia berusaha memindahkannya ke danau untuk di pakai. Chlumbles memindahkan perahu dengan tali lalu di tariknya. Sedikit demi sedikit, Chlummbles menarik perahunya menuju danau.
Chlumbles mencoba untuk menggunakan perahunya tetapi dia tidak mempunyai penggayu.
Chlumbles naik ke dalam perahu untuk mengamati Danau. Chlumbles sedang berada di atas perahunya, namun ia tidak memiliki penggayu untuk di gunakan sebagai dayung, sehingga Chlumbles kebingungan untuk menggerakkan perahunya, karena tidak ada penggayu sehingga Chlumbles memakai tangannya untuk mendayung. Mula-mula Chlumbles menggunakan tangan untuk mendayung perahu, setelah itu dia menggantikannya dengan memakai kayu biasa untuk mendayung.
Chlumbles sedang berjalan-jalan mengamati situasi di danau. Chlumbles sangat terkejut dan kagum melihat danau yang begitu luas serta dalam tersebut sambil berkata-kata dalam bahasa Maybrat katanya “wo aya refo mase toni tna msafom yi” yang diterjemahkan berarti: "wooo.....air ini luas sekali, baru dalam lagi”. Chlumbles berpikir demikian sembari menghentikan penggayunya dan berlabuh di tengah danau sambil mengamati bebek yang sedang berenang. Sesaat setelah itu, menjelang beberapa menit dia mengamati, dia mengetahui bahwa, ternyata bebek danau tersebut kakinya lebar, akhirnya Chlumbles mendapat ide bahwa Dia harus membuat sebuah penggayu yang bagian bawahnya lebar.
Chlumbles duduk di dalam perahunya memegang sebuah kayu yang di pakai sebagai penggayu sambil mengamati bentuk kaki bebek danau.
Akhirnya Chlumbles mendapat ide brilliant ketika mengetahui bahwa bebek dapat berenang karena kakinya yang lebar itu berguna sebagai penggayu untuk menggerakkannya kemana-mana tanpa tenggelam. Chlumbles bergegas ke daratan untuk membuat sebuah penggayu yang menyerupai kaki bebek tersebut dengan cara mencincangnya.
Kini Chlumbles berhasil menemukan sebuah penggayu, yang hingga sekarang jenis penggayu dan perahu yang diciptakan oleh Chlumbles itu yang digunakan oleh masyarakat di sekitar Danau Ayamaru dan juga Chlumbles sebagai cikal bakal terjadinya Danau Ayamaru. Kini Chlumbles sudah bisa mendayung perahunya ke bagian-bagian danau tersebut dengan leluasa karena sudah ada penggayu.
Demikian kisah terjadinya Danau Ayamaru, Kisah Pembuatan Perahu dan Kisah Pembuatan Penggayu oleh Chlumbles, seorang pria yang tinggal di negeri Woman kini daerah Woman sudah menjadi sebuah kampung yang namanya Segior. Kampung Segior terletak di Distrik Ayamaru Jaya Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Indonesia.
Siap to
BalasHapus